Kekecewaan, kekesalan ini semakin memuncak dan mengalienasiku. Dengan segenap hati kuteruskan yang ada dan kubangun apa yang baru. Tak mudah menjadikan semuanya tetap bisa berjalan hingga sekarang. Perjuangan yang tak bisa dibayar dengan materi, hanya bisa dibayar dengan batin, kepuasan batin yang tak pernah terjamah ternyata. Ia, batinku masih suci, masih menunggu dijamah untuk bisa turut tertawa bersama bibirku. Hingga saat akhir pun ia masih belum tertawa, tersenyum pun tidak, apalagi terbahak-bahak melampiaskan kepuasan yang mahadahsyat.
Masih ada pertimbangan untuk melanjutkan? Rasanya tidak. Sudah akan aku putuskan sejak saat ini bahkan dari sebelumnya sesaat menjelang ia diketuk-ketuk hingga remuk. Toh sudah tak ada yang harus kubayar. Sudah tercukupkan dan sudah tertata cukup rapi (memang hanya cukup rapi, tak lebih rapi, bahkan sangat rapi) di etalase setiap koridor ruang. Semoga semuanya tetap bisa berjalan. Melanjutkan apa yang telah aku turut perjuangkan pula. Selamat melanjutkan perjuangan kawan, semoga tak bernasib sepertiku.
Sunday, July 26, 2009
Tuesday, July 21, 2009
minggu yang happy
menghilangkan sejenak kepenatan dari serentetan peristiwa dalam minggu-minggu terakhir ini. Minggu 19 juli, kawan sewaktu kuliah menikah, dan kembali aku menjadi mc untuk acaranya yang ketiga, setelah sebelumnya untuk ultah dan pembukaan tk al-quran. Hmmmm,,, aku hanya menyelesaikan tugasku sampai jam 11.30 karena aku bergegas hendak menghilangkan kejenuhan secara spontan yakni: OUTBOND. Haaaaa kami ke katumiri, dan mencoba hampir semua permainan yang ada. Untuk permainan walking on the sky (hahhaa) aku menduduki peringkat waktu tercepat,,, selanjutnya kami menenangkan diri dengan berenang, hmmm nikmatnya, setelah berdebu kemudian berendam, haaaaa
thank's God,, terima kasih kawan atas semua keindahan itu...
menghilangkan sejenak kepenatan dari serentetan peristiwa dalam minggu-minggu terakhir ini. Minggu 19 juli, kawan sewaktu kuliah menikah, dan kembali aku menjadi mc untuk acaranya yang ketiga, setelah sebelumnya untuk ultah dan pembukaan tk al-quran. Hmmmm,,, aku hanya menyelesaikan tugasku sampai jam 11.30 karena aku bergegas hendak menghilangkan kejenuhan secara spontan yakni: OUTBOND. Haaaaa kami ke katumiri, dan mencoba hampir semua permainan yang ada. Untuk permainan walking on the sky (hahhaa) aku menduduki peringkat waktu tercepat,,, selanjutnya kami menenangkan diri dengan berenang, hmmm nikmatnya, setelah berdebu kemudian berendam, haaaaa
thank's God,, terima kasih kawan atas semua keindahan itu...
Monday, July 20, 2009
tusuk lagi terus
begitulah, pelan-pelan dan penuh ketelitian dalam menusukku, tak peduli dengan pisau apa kau-kalian melakukannya, toh rasanya sama saja: SAKIT!!
sedikit menusuki dengan perlahan, tiba-tiba menohok ketika aku sedang menoleh panggilanmu-kalian, hmmmm sungguh sebuah 'takdir' yang sempurna
inilah saat bagiku untuk kembali merumuskan suksesi kausalitas logika
sudah saatnya!
begitulah, pelan-pelan dan penuh ketelitian dalam menusukku, tak peduli dengan pisau apa kau-kalian melakukannya, toh rasanya sama saja: SAKIT!!
sedikit menusuki dengan perlahan, tiba-tiba menohok ketika aku sedang menoleh panggilanmu-kalian, hmmmm sungguh sebuah 'takdir' yang sempurna
inilah saat bagiku untuk kembali merumuskan suksesi kausalitas logika
sudah saatnya!
Tuesday, July 07, 2009
wuiihhhhhhhh
Selasa yang penuh sesak, tak hanya oleh jejalan kendaraan yang memenuhi sepanjang jalan karena liburan, namun juga ini adalah hari yang disesakkan oleh keadaan-situasi di suatu tempat. Aku sama sekali tak memiliki tendensi untuk menyinggung, hanya ingin 'mengetes' kedisiplinan dan daya tangkap para AKTOR, bukan pada sasaran menghujam nonaktor, siapapun itu. Tapi malah ada yang merasa tersinggung dan sepertinya cukup beremosi menimpali perkataanku.
Sungguh tak ada niatan berdebat atau mengurusi hal/bagian yang bukan kerjaanku atau tanggung jawabku. Namun ketika yang lain mengorek-ngorek apa yang menjadi bagianku, berkomentar ini itu seolah lebih mafhum daripadaku, aku tak berceloteh sedikitpun, tapi giliran aku cuma sekedar mengingatkan kembali apa yang sudha disepakati bersama, kontan, sontak terpancing emosinya. Padahal, sebelumnya (hari sebelumnya) ada hal yang lebih memancing emosi SEMUA PIHAK.
HHHHH,,,,,, aku sudah benar-benar JENGAH. Mau diam dan tak menceritakan kepada siapapun susahnya karena maslalah dan rasa tak enak itu aku telan sendiri. Bukan mau itungan, tapi kalo gini caranya aku bisa itung-itungan pula. Apa yang sudah kulakukan selama ini toh demi bersama, keberlangsungan bersama, dan yang lain malah ...?????
Ahhhhh, capek jika begini terus mah, aku dalam perjalanan pulang sempat berpikir keras untuk menata ulang apa yang telah aku rumuskan. Mungkin sudah saatnya aku benar-benar menata ulang semuanya. Jika harus mengucap selamat tinggal pun aku rela dengan ikhlas. Sebab semuanya ini hanya menyisakan ketaknyamanan dan ganjalan.
Jika tiba waktunya, selamat melanjutkan, semoga menjadi baik karena olehku tak menjadi apa-apa.
Selasa yang penuh sesak, tak hanya oleh jejalan kendaraan yang memenuhi sepanjang jalan karena liburan, namun juga ini adalah hari yang disesakkan oleh keadaan-situasi di suatu tempat. Aku sama sekali tak memiliki tendensi untuk menyinggung, hanya ingin 'mengetes' kedisiplinan dan daya tangkap para AKTOR, bukan pada sasaran menghujam nonaktor, siapapun itu. Tapi malah ada yang merasa tersinggung dan sepertinya cukup beremosi menimpali perkataanku.
Sungguh tak ada niatan berdebat atau mengurusi hal/bagian yang bukan kerjaanku atau tanggung jawabku. Namun ketika yang lain mengorek-ngorek apa yang menjadi bagianku, berkomentar ini itu seolah lebih mafhum daripadaku, aku tak berceloteh sedikitpun, tapi giliran aku cuma sekedar mengingatkan kembali apa yang sudha disepakati bersama, kontan, sontak terpancing emosinya. Padahal, sebelumnya (hari sebelumnya) ada hal yang lebih memancing emosi SEMUA PIHAK.
HHHHH,,,,,, aku sudah benar-benar JENGAH. Mau diam dan tak menceritakan kepada siapapun susahnya karena maslalah dan rasa tak enak itu aku telan sendiri. Bukan mau itungan, tapi kalo gini caranya aku bisa itung-itungan pula. Apa yang sudah kulakukan selama ini toh demi bersama, keberlangsungan bersama, dan yang lain malah ...?????
Ahhhhh, capek jika begini terus mah, aku dalam perjalanan pulang sempat berpikir keras untuk menata ulang apa yang telah aku rumuskan. Mungkin sudah saatnya aku benar-benar menata ulang semuanya. Jika harus mengucap selamat tinggal pun aku rela dengan ikhlas. Sebab semuanya ini hanya menyisakan ketaknyamanan dan ganjalan.
Jika tiba waktunya, selamat melanjutkan, semoga menjadi baik karena olehku tak menjadi apa-apa.
Sunday, July 05, 2009
ladang perminus
Indonesia Corruption Watch, mainteater bandung, Perkumpulan Seni Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, dan Perkumpulan Praxis serta didukung oleh ELSAM, Forum Belajar Bersama Prakarsa Rakyat, Perkumpulan HUMA, INFID, KontraS Jakarta, Remdec, Voice of Human Rights, Yayasan Sosial Indonesia untuk Kemanusiaan, Jaringan Advokasi Tambang, sedang mempersiapkan Pementasan Teater LADANG PERMINUS, adaptasi novel Ladang perminus karya Ramadhan KH.
Pentas bulan Agustus 2009 di Bandung dan Jakarta.
Bandung: 6 – 8 Agustus 2009
Pukul 14.00 & 20.00 WIB
GK Rumentang Siang
Jakarta: 12 – 13 Agustus 2009
Pukul 14.00 & 20.00 WIB
Graha Bhakti Budaya TIM
Di negeri ini, hanya di negeri ini, seorang koruptor bisa menjadi pahlawan.
It’s free of charge!!
Don’t miss it!!!!
Informasi: Bandung – zhu khie thian (0819.1033.4417)
Jakarta – andi k yuwono (0811.182.301)
Indonesia Corruption Watch, mainteater bandung, Perkumpulan Seni Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, dan Perkumpulan Praxis serta didukung oleh ELSAM, Forum Belajar Bersama Prakarsa Rakyat, Perkumpulan HUMA, INFID, KontraS Jakarta, Remdec, Voice of Human Rights, Yayasan Sosial Indonesia untuk Kemanusiaan, Jaringan Advokasi Tambang, sedang mempersiapkan Pementasan Teater LADANG PERMINUS, adaptasi novel Ladang perminus karya Ramadhan KH.
Pentas bulan Agustus 2009 di Bandung dan Jakarta.
Bandung: 6 – 8 Agustus 2009
Pukul 14.00 & 20.00 WIB
GK Rumentang Siang
Jakarta: 12 – 13 Agustus 2009
Pukul 14.00 & 20.00 WIB
Graha Bhakti Budaya TIM
Di negeri ini, hanya di negeri ini, seorang koruptor bisa menjadi pahlawan.
It’s free of charge!!
Don’t miss it!!!!
Informasi: Bandung – zhu khie thian (0819.1033.4417)
Jakarta – andi k yuwono (0811.182.301)
Friday, July 03, 2009
hendak jengah
Berkutat sekian lama dalam hal yang kusenangi memang menakjubkan, bertahun-tahun, sekian produksi dilakoni untuk sebuah kerja bersama-kerja tim. Tentu tanpa pretensi mendapat 'bentuk apresiasi' lebih. Toh serta merta aku sadar, sangat sadar yang kulakoni saat ini tak menjanjikan banyak, terlebih untuk menutup semua kebutuhan. Dari awal niatnya juga bersama-sama. Kami memulai dengan: siapa yang punya rezeki, hanya sekdar untuk ketemu-ngobrol-rapat memperbicangkan kegiatan dan rencana. Berangkat dari susah, dan masih ingat ketika harus berkumpul dan uangku semakin tak mencukupi walau hanya untuk ongkos angkot pulang-pergi. Serta merta emminjam dana talangan yang setelah dihitung-hitung cukup untuk ongkos dan konsumsi alakadarnya. Berangkat dari perih, aku melakoninya.
Saat ini jika kunilai sudha jauh lebih baik dari sebelumnya. Jauh-jauh lebih baik sungguh. Namun paskibraka tak bisa berjalan sendirian tentunya. Setelah hampir semua hal teknis dan operasional tertata dan terpecahkan atau minimal diketahui titik solusinya, sayang, yang tersisa hanyalah PR-PR yang menumpuk yang ternyata masih harus diselesaikan sendiri, yaaa paling banter oleh segelintir orang yang itu-itu juga. Segelintir mana memadai dengan sekelompok.
Harus didasari betul memang olehku siapa aku. Mengapa bisa sampai 'di sini' dan 'begini'. Awalnya toh memang aku dititipi untuk mengurus, bukan disiapkan atau dipilih untuk turut mengurus atau membantulah jika terkesan lancang kata mengurus aku gunakan. Ya memang, akhirnya aku hanya dititipi untuk mengurus dan saat ini pun aku hanya akan memposisikan diri sebagai orang yang dititipi, setelah sebelumnya pada beberapa waktu lalu aku merasa aku bukan dititipi tapi aku menjadi bagian dan harus melakukan hal sebaiak-baiknya, berkorban sesungguhnya, mengoptimalkan semua yang bisa kuberikan, apapun itu. Namun ketika saat ini aku telah merasa menjadi benar-benar bagian dan punya andil, selalu gugur, kikis kembali. Memang harus disadari betul bahwa aku bukan orang yang diminta atau bahkan disiapkan, aku hanyalah yang dititipi, jadi memang sepertinya harus tahu porsi. Sudahlah memang sudah saatnya aku melihat dunia lain, melihat pohon mangga di luar snaa yang ranum dan menggelitikku untuk segera memetiknya. Semoga tak berbuah kejadian yang menimpa Adam.
Jengah sudah tentu. AKu rasa sekian lama namun tak pernah kupedulikan. Namun ini saatnya aku memposisikan diri sebagai pesuruh saja. Lebih baik begitu. Toh, aku tak punya tanggung jawab apapun nantinya. Bukan lepas dari tanggung jawab atau mangkir dari kewajiban, hanya saja jengah telah memenatkan seluruh isi otakku. Cukup 1 tahun aku berada dalam bayang-bayang psiko. Menjadi pesakitan yang tak kunjung bugar. Saatnya telah tiba bagiku untuk mmelihara kembali dan memandang serta berdecak kagum atas anggrek yang kutanam dan kunantikan kembangnya. Semoga tetap berbunga sepanjang waktu, silih berganti.
Hari baru telah tiba. Seperti hari kelahiranku ke dunia.
Berkutat sekian lama dalam hal yang kusenangi memang menakjubkan, bertahun-tahun, sekian produksi dilakoni untuk sebuah kerja bersama-kerja tim. Tentu tanpa pretensi mendapat 'bentuk apresiasi' lebih. Toh serta merta aku sadar, sangat sadar yang kulakoni saat ini tak menjanjikan banyak, terlebih untuk menutup semua kebutuhan. Dari awal niatnya juga bersama-sama. Kami memulai dengan: siapa yang punya rezeki, hanya sekdar untuk ketemu-ngobrol-rapat memperbicangkan kegiatan dan rencana. Berangkat dari susah, dan masih ingat ketika harus berkumpul dan uangku semakin tak mencukupi walau hanya untuk ongkos angkot pulang-pergi. Serta merta emminjam dana talangan yang setelah dihitung-hitung cukup untuk ongkos dan konsumsi alakadarnya. Berangkat dari perih, aku melakoninya.
Saat ini jika kunilai sudha jauh lebih baik dari sebelumnya. Jauh-jauh lebih baik sungguh. Namun paskibraka tak bisa berjalan sendirian tentunya. Setelah hampir semua hal teknis dan operasional tertata dan terpecahkan atau minimal diketahui titik solusinya, sayang, yang tersisa hanyalah PR-PR yang menumpuk yang ternyata masih harus diselesaikan sendiri, yaaa paling banter oleh segelintir orang yang itu-itu juga. Segelintir mana memadai dengan sekelompok.
Harus didasari betul memang olehku siapa aku. Mengapa bisa sampai 'di sini' dan 'begini'. Awalnya toh memang aku dititipi untuk mengurus, bukan disiapkan atau dipilih untuk turut mengurus atau membantulah jika terkesan lancang kata mengurus aku gunakan. Ya memang, akhirnya aku hanya dititipi untuk mengurus dan saat ini pun aku hanya akan memposisikan diri sebagai orang yang dititipi, setelah sebelumnya pada beberapa waktu lalu aku merasa aku bukan dititipi tapi aku menjadi bagian dan harus melakukan hal sebaiak-baiknya, berkorban sesungguhnya, mengoptimalkan semua yang bisa kuberikan, apapun itu. Namun ketika saat ini aku telah merasa menjadi benar-benar bagian dan punya andil, selalu gugur, kikis kembali. Memang harus disadari betul bahwa aku bukan orang yang diminta atau bahkan disiapkan, aku hanyalah yang dititipi, jadi memang sepertinya harus tahu porsi. Sudahlah memang sudah saatnya aku melihat dunia lain, melihat pohon mangga di luar snaa yang ranum dan menggelitikku untuk segera memetiknya. Semoga tak berbuah kejadian yang menimpa Adam.
Jengah sudah tentu. AKu rasa sekian lama namun tak pernah kupedulikan. Namun ini saatnya aku memposisikan diri sebagai pesuruh saja. Lebih baik begitu. Toh, aku tak punya tanggung jawab apapun nantinya. Bukan lepas dari tanggung jawab atau mangkir dari kewajiban, hanya saja jengah telah memenatkan seluruh isi otakku. Cukup 1 tahun aku berada dalam bayang-bayang psiko. Menjadi pesakitan yang tak kunjung bugar. Saatnya telah tiba bagiku untuk mmelihara kembali dan memandang serta berdecak kagum atas anggrek yang kutanam dan kunantikan kembangnya. Semoga tetap berbunga sepanjang waktu, silih berganti.
Hari baru telah tiba. Seperti hari kelahiranku ke dunia.
Subscribe to:
Posts (Atom)