Saturday, January 24, 2009

sedikit catatan


Ketika semangat tertumpahkan, kenyataan menjadi suatu kesempatan.


Seperti ikan-ikan kecil yang menyerahkan diri mereka pada gelombang: menari, menyanyi, bermain; ia pun menenun berbagai event seni di tengah topan yang mengamuk dengan mengukir jalannya sendiri.

entah. apa dunia masih memiliki warna? bahkan pelangipun telah kehilangan warnanya. cicitan burung seolah nyanyian kematian yang memilukan. auman anjing liar di malam hari justru memberi kedamaian. sekaan mengajak mengakhiri dengan sempurna sayatan dan koyakkan mematikan

Musashi-lah yang paling tahu aroma pedang Kojiro yang membabi buta di medan amarahnya sendiri....

Seorang masokis akan mengklaim dirinya sakit tanpa peduli rasa sakit orang lain!!!

Seperti bunga peoni yang layu, akupun begitu lemah, terkulai melayangkan lembaran kuntum_merangkak dengan kibasan angin yang menyelusup. Benarlah hidup selalu bergelimang dengan persoalan, hanya suatu kebetulan jika ia menyisakan bahagia. Mengingat saat bergelayut pada duka dan hina_apakah ia memiliki makna lain?



hidup pada akhirnya merupakan simpul dendam, mengapakah kita harus tersenyum selayak kematian, begitu pahit_menyakitkan....

Sepertinya memang harus aku memulai merumuskan warna pelangi; tersenyum pada bintang di siang hari, menghias malam dengan bimasakti_meskipun sulit. Pasti akan memberi janji yang lain.

No comments: