Sunday, January 25, 2009
Saturday, January 24, 2009
Senja belumlah pekat benar. Namun pikiranku seolah bergegas pejam_tak pernah pulas. Rangkaian kenangan berkilat seperti jepretan kamera. Mungkin tiba saatnya untuk segera kubasuh dengan air raksa_hingga membatu, dan hanya akan menjadi pajangan etalase memori. Bila berlarut, akan menjadi rentetan tak berkesudahan. Biarlah ia bisu_membias perlahan-lahan, membiusku untuk tak mengejat_menoleh pada luka. Masih enggan melongok purnama yang menggoda. Karena menulis di permata serati menulis puisi di wajah yang mematikan; menancapkan mawar di tengah sutra seraya mengucap: Akulah pisau matimu.
Petang di Taman (teater; aktor; Bandung)
Mon-Fest (teater; marketing; Bandung)
Sarasehan AIDS (diskusi; pengisi acara; Yogyakarta)
Malam ke Seratus (teater; marketing; Bandung)
Kontrabass (teater; marketing; Bandung)
Lukisan Perempuan Jawa Barat (pameran; marketing; Bandung)
Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat (seminar; marketing; Bandung)
Etalase Zaman (teater; pimpinan produksi-aktor; Bandung)
Konser Musik Ruang Ferry Curtis ke-20 (musik; marketing; Bandung)
Landscape Painting (pameran; marketing; Bandung)
Serat Sarwa Satwa (teater; marketing; Bandung)
Rangga Wulung (teater; make up; Bandung)
Malam Jahanam (teater; pimpinan produksi; Bandung)
Semar Gugat (teater; marketing; Bandung)
Batik Goes to School (workshop; marketing; Bandung)
C On C (fashion show; marketing; Bandung)
Perjalanan (pameran; marketing; Bandung)
Indian Artist Network (pameran; marketing; Bandung)
Nyi Gandayang Sari (teater; pimpinan produksi; Jakarta)
Cleopatra (longser gaul; marketing; Bandung)
Upah si Serakah (teater; make up; Bandung)
Inspektoer Djenderal (teater; humas; Bandung)
Kapai-kapai (teater; marketing; Bandung)
Tribute to Barli (pameran; marketing; Bandung)
Ronggeng yang Hilang (teater; sutradara-make up; Bandung)
Expo Abstrak (pameran; kru; Jakarta)
Jante Arkidam (teater; sutradara; Bandung)
Pinangan (teater; marketing; Bandung)
Kehidupan di Teater (teater; pimpinan produksi; Bandung-Magelang)
Ah, Matjam-matjam Maoenja (teater; humas; Bandung)
Rangga Wulung (teater; sutradara; Bandung)
Serat Sarwa Satwa (teater; sutradara; Bandung)
Penghargaan MURI kepada STB (penghargaan; humas; Gedung Indonesia Menggugat)
Laki-laki itu Mengaku sebagai Jamal (teater; local partner; Bandung)
Electronic City (teater; pimpinan produksi; Bandung-Denpasar-Surabaya-Jakarta)
Sandekala (teater; pimpinan produksi; Bandung-Jakarta)
Perempuan Menuntut Malam (teater; local partner; Bandung)
Satu Malam Tiga Repertoar (teater; pimpinan produksi; Bandung)
mengenal bumi dengan dengusan napasnya, lebih memiliki makna ketimbang hanya mengais-ngais bangkai di tanah kutukan yang tak menghasilkan apapun
kerap menyungkal potongan daging di:
mainteater bandung (manajer program)
studiklub teater bandung (humas)
INDUNG (marketing)
Ferry Curtis Management (marketing)
estetika (ketua umum)
Sekte Sastra (perdana menteri
Em Dash Theatre (manajer)
BM Production (project officer)
LIMIT (manajer)
sebuah proses mengejewantahkan diri dalam sebuah koneksi profesi, terjebak dalam sindrom rutinitas:
Guru TKA/TPA Dinul Hikmah
Announcer
Guru Bahasa dan Sastra Indonesia
Korektor Bahasa
Kontributor Harian Umum
sedikit catatan
Ketika semangat tertumpahkan, kenyataan menjadi suatu kesempatan.
entah. apa dunia masih memiliki warna? bahkan pelangipun telah kehilangan warnanya. cicitan burung seolah nyanyian kematian yang memilukan. auman anjing liar di malam hari justru memberi kedamaian. sekaan mengajak mengakhiri dengan sempurna sayatan dan koyakkan mematikan
Musashi-lah yang paling tahu aroma pedang Kojiro yang membabi buta di medan amarahnya sendiri....
Seorang masokis akan mengklaim dirinya sakit tanpa peduli rasa sakit orang lain!!!
Seperti bunga peoni yang layu, akupun begitu lemah, terkulai melayangkan lembaran kuntum_merangkak dengan kibasan angin yang menyelusup. Benarlah hidup selalu bergelimang dengan persoalan, hanya suatu kebetulan jika ia menyisakan bahagia. Mengingat saat bergelayut pada duka dan hina_apakah ia memiliki makna lain?
hidup pada akhirnya merupakan simpul dendam, mengapakah kita harus tersenyum selayak kematian, begitu pahit_menyakitkan....
Sepertinya memang harus aku memulai merumuskan warna pelangi; tersenyum pada bintang di siang hari, menghias malam dengan bimasakti_meskipun sulit. Pasti akan memberi janji yang lain.
Dengus suara bunda semakin mengeras ketika otot, daging, kuku, rambut, alis-semua unsur tubuh yang mengambil bagian dalam hidup ini bergabung menjadi satu kekuatan tunggal yang meneriakkan sebuah wasta: Zhu Khie Thian-mutiara langit, abraham. Organisme hidup yang menyapa Bandung pada 05 Maret 1982 ini mulai mengancam dunia dengan segala kemauannya.
Malam telah penuh. Merangkum segala-galanya. Cahaya purnama dan bayangan resah lelaki perkasa menyulut semangat wanita agung yang sedang melaksanakan karya cipta di keluasaan alam. Dalam selimut kegembiraan yang meluap surgawi itu, tubuh kecil yang baru muncul menyinarkan cahaya kemerahan. Di tengah kemurnian angkasa yang mengitari, membubunglah napas manis kemanusiaan-napas manis yang menghalau kegelapan.