maafkan, sayang
Ketika, aku telah sampai pada kondisi yang ingin memberi; entah itu kasih sayang entah itu dalam wujud material, aku memberi dengan ikhlas, dan sangat senang bisa melakukannya. Berbagi yang kumiliki, apapun itu. Namun ketika aku sudah pada tahap segalanya, segalanya untuknya, selalu, selalu yang kudapat adalah kepahitan, kepalsuan, dan pengkhianatan. Saat inilah aku ingin seseorang itu memberi yang sama kepadaku, dalam hal kasih sayang. Namun tak pernah benar-benar menjadi nyata sebab itu menjadi suatu yang pamrih bagiku.
Aku merasakan kesakitan. Tentu sangat perih. Tapi saat datang seseorang yang tulus menyayangiku dan sudi_katakanlah berkorban untukku, aku bersikap biasa dan seolah tak peduli. Saat inilah, saat ketika aku telah pada sampai titik jengah dengan semua kondisi hidupku–lingkungan dan segalanya, aku benar-benar merasa bersalah padanya. Pada seseorang yang telah dengan tulus memberikan kasihnya padaku. Saat inilah aku merasa telah benar-benar menyia-nyiakan kasih sayang. Ironi, padahal dulu aku mengalami posisi seperti itu, dan sungguh menyakitkan. Barulah saat ini aku sadar, aku benar-benar membutuhkan seseorang. Seseorang itu adalah dia, yang tulus, yang rela, dan mulia. Maaf telah mengecewakanmu. Semoga aku bisa memulihkan kekecewaanmu yang telah berlarut sayang.... Dekaplah aku dengan seluruh cintamu, dekap dengan erat sayang....
Sunday, April 26, 2009
Wednesday, April 15, 2009
Saturday, April 11, 2009
hmmmmm..........
hmmmmmmmmm cape juga yaaaa, selalu berkutat dengan permasalahan, bukan mengeluh atau tak bersyukur, hanya saja yaaaa setiap langkahku selalu diiringi dengan kekesalan atau sesuatu yang bikin mood ilang seketika.
Entah itu masalah keluarga, teman, atau kerjaan, make me jang-head, headache!!!!!!!
Selaluuuuu aja ada yang bikin jengkel, bikin bete!! huhhhhhhhhhhhhhh
hmmmmmmmmm cape juga yaaaa, selalu berkutat dengan permasalahan, bukan mengeluh atau tak bersyukur, hanya saja yaaaa setiap langkahku selalu diiringi dengan kekesalan atau sesuatu yang bikin mood ilang seketika.
Entah itu masalah keluarga, teman, atau kerjaan, make me jang-head, headache!!!!!!!
Selaluuuuu aja ada yang bikin jengkel, bikin bete!! huhhhhhhhhhhhhhh
Tuesday, April 07, 2009
sedikit catatan di selasa malam yang hening
hanya ingin menulis, mudah-mudahan siapapun masih bersedia membacanya
hmmmmm aku perhatikan workshop berjalan begitu saja, sekarang pun sudah masuk pada tahapan pementasan. Dari awal sampai detik ini, bukan show off atau apa, tapi aku selalu menyempatkan berkomunikasi dengan anak-anak baru, karena aku butuh mereka, butuh untuk regenerasi, dan regenerasi bukan hanya formalitas tapi mereka bisa melakukan pada akhirnya.
Jadwal ngajarku lumayan penuh karena cuma dari itu aku dapat uang, tapi aku berusaha untuk bisa membagi-mengatur waktu agar aku tetap bisa mengikuti-memantau proses walalu hanya sebentar. Alhasil, pagi sampai siang aku di gim, dan langsung ngajar, pulangnya (petang) jam 5.30 atau jam 6 aku langsung balik lagi ke gim untuk ketemu lagi dengan anak-anak, untuk sharing dan mendekatkan diri dengan mereka. Karena aku merasa memiliki kewajiban-tanggung jawab untuk "sekedar" tahu bahwa proses berjalan lancar. Selama ini pun ketika ada masalah, anak-anak selalu berdiskusi denganku atau nita, aku dan nita senang saja karena kita berbekas bagi mereka meskipun kita bukan apa-apa dalam program ini, hanya instruktur bidang produksi saja. Yaaa, aku menjalani rutinitas seperti ini: bulak-balik, bebelaan, gim-tempat ngajar. Kalo mesti ngitung atau diitung, cape banget, lelahhhh, tapi aku menikmatinya karena aku senang bisa bertemu dengan anak-anak sebabnya aku menaruh harapan kepada mereka untuk bisa melangsungkan-melanjutkan nantinya, karena seperti yang kerap tercetus: siapa yang tahu ke depannya bagaimana dengan kita
hanya aku bertanya pada akhirnya: ke mana yang lainnya? yang jelas-jelas punya wewenang untuk itu dan secara jobdesk memiliki korelasi terhadap itu. Bukan masalah birokratis dan sok-sokan, tapi jika memang kita gunakan sistem kelembagaan sudah jelas point-point perorang-perdivisi, karena toh mainteater sendiri sudah punya planning akan mempunyai-mengelola: teater anak-remaja-perempuan, Menurutku ini perlu dibina dari sekarang, bukan kumaha engke..
yaaa mungkin aku terlalu kaku dan sangat mekanis kali ya
mainteater sekarang ini sudah memiliki pengurus, sudah memiliki divisi, tapi...?????
selamat malam,,,,
selamat menenggelamkan diri dalam bayangan malam
aku hanya ingin menghela napas dengan panjang dan dalam: HHHHHHHHHHHHHHH................
terima kasih alam....
hanya ingin menulis, mudah-mudahan siapapun masih bersedia membacanya
hmmmmm aku perhatikan workshop berjalan begitu saja, sekarang pun sudah masuk pada tahapan pementasan. Dari awal sampai detik ini, bukan show off atau apa, tapi aku selalu menyempatkan berkomunikasi dengan anak-anak baru, karena aku butuh mereka, butuh untuk regenerasi, dan regenerasi bukan hanya formalitas tapi mereka bisa melakukan pada akhirnya.
Jadwal ngajarku lumayan penuh karena cuma dari itu aku dapat uang, tapi aku berusaha untuk bisa membagi-mengatur waktu agar aku tetap bisa mengikuti-memantau proses walalu hanya sebentar. Alhasil, pagi sampai siang aku di gim, dan langsung ngajar, pulangnya (petang) jam 5.30 atau jam 6 aku langsung balik lagi ke gim untuk ketemu lagi dengan anak-anak, untuk sharing dan mendekatkan diri dengan mereka. Karena aku merasa memiliki kewajiban-tanggung jawab untuk "sekedar" tahu bahwa proses berjalan lancar. Selama ini pun ketika ada masalah, anak-anak selalu berdiskusi denganku atau nita, aku dan nita senang saja karena kita berbekas bagi mereka meskipun kita bukan apa-apa dalam program ini, hanya instruktur bidang produksi saja. Yaaa, aku menjalani rutinitas seperti ini: bulak-balik, bebelaan, gim-tempat ngajar. Kalo mesti ngitung atau diitung, cape banget, lelahhhh, tapi aku menikmatinya karena aku senang bisa bertemu dengan anak-anak sebabnya aku menaruh harapan kepada mereka untuk bisa melangsungkan-melanjutkan nantinya, karena seperti yang kerap tercetus: siapa yang tahu ke depannya bagaimana dengan kita
hanya aku bertanya pada akhirnya: ke mana yang lainnya? yang jelas-jelas punya wewenang untuk itu dan secara jobdesk memiliki korelasi terhadap itu. Bukan masalah birokratis dan sok-sokan, tapi jika memang kita gunakan sistem kelembagaan sudah jelas point-point perorang-perdivisi, karena toh mainteater sendiri sudah punya planning akan mempunyai-mengelola: teater anak-remaja-perempuan, Menurutku ini perlu dibina dari sekarang, bukan kumaha engke..
yaaa mungkin aku terlalu kaku dan sangat mekanis kali ya
mainteater sekarang ini sudah memiliki pengurus, sudah memiliki divisi, tapi...?????
selamat malam,,,,
selamat menenggelamkan diri dalam bayangan malam
aku hanya ingin menghela napas dengan panjang dan dalam: HHHHHHHHHHHHHHH................
terima kasih alam....
Subscribe to:
Posts (Atom)